Perbandingan Kualitas Bahasa pada Artikel Koran


Sumber : travel.kompas.com/read/2011/.../Yuk.Lihat.Rumah.Gadang.dari.Pasir
Yuk, Lihat Rumah Gadang dari Pasir!
Ni Luh Made Pertiwi F | I Made Asdhiana | Kamis, 1 Desember 2011 | 15:17 WIB

Dibaca: 2715
  
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Seniman perupa pasir (sand sculptures) membuat patung pasir Budha, di Alam Fantasia Taman Budaya Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/12/2011). Patung pasir yang dibuat oleh 22 perupa pasir dari 11 negara ini, disiapkan untuk acara The First Indonesia Sand Sculptures Festival pada tanggal 18 Desember 2011 hingga 28 Januari 2011.
http://assets.kompas.com/data/photo/2011/12/01/1511362620X310.JPGKOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Seniman perupa pasir (sand sculptures) membuat patung pasir bertema Minangkabau, di Alam Fantasia Taman Budaya Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/12/2011). Patung pasir yang dibuat oleh 22 perupa pasir dari 11 negara ini, disiapkan untuk acara The First Indonesia Sand Sculptures Festival pada tanggal 18 Desember 2011 hingga 28 Januari 2011.
SENTUL, KOMPAS.com - Seni patung pasir memang tak begitu terdengar gaungnya di Indonesia. Seperti yang diakui CEO World Sand Sculpting Academy (WSSA) Marcel Elsjan of Wipper.

Festival ini jadi momentum bagi kami untuk mempopulerkan Sand Sculptures di Asia Tenggara, juga Indonesia.
-- Marcel Elsjan of Wipper

"Sand Sculputes populer di dunia. Tapi ada kekosongan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia," kata Marcel dalam acara jumpa pers "1st Sand Sculptures Festival" di Sentul City, Bogor, Kamis (1/12/2011).
Oleh karena itu, Winmark Mendawai Indonesia dan World Sand Sculpting Academy (WSSA) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Sentul City menyelenggarakan "Sand Sculptures Festival".
"Festival ini jadi momentum bagi kami untuk mempopulerkan Sand Sculptures di Asia Tenggara, juga Indonesia," lanjut Marcel.
WSSA merupakan organisasi dunia yang berbasis di Belanda yang biasa menyelenggarakan ajang-ajang sand sculpture di dunia. WSSA juga merupakan sekolah bagi para perupa pasir.
"Sand sculpting adalah sebuah seni dan bisa disebut itu jika hanya menggunakan pasir dan air," kata Marcel.
Sementara itu, Direktur Winmark Mendawai Indonesia, Gita Aryanti mengungkapkan festival dibuka untuk umum pada tanggal 18 Desember 2011 dan berakhir 28 Januari 2012.
Dalam festival ini pengunjung dapat menyaksikan aneka patung pasir yang dibuat oleh 22 perupa pasir dari 11 negara seperti Amerika, Inggris, Belanda, Italia, Jepang, dan lain-lain.
"Ada dua tenda besar sebagai tempat patung pasir. Tenda pertama temanya adalah Wonder of Indonesia. Jadi mewakili ikon dan bangunan Indonesia. Tenda kedua adalah Wonder of the World, replika bangunan-bangunan terkenal di dunia," jelas Gita.
Para perupa sudah datang sejak tanggal 24 November 2011. Gita menuturkan mereka memerlukan waktu satu bulan untuk menyelesaikan patung-patung tersebut.
Gita menjelaskan untuk membuat sekitar 40 patung yang akan tampil di tenda seluas masing-masing 800 meter persegi diperlukan 2.400 ton pasir.
Selain pengunjung dapat melihat patung-patung pasir, ada pula paket edutainement.
"Ada program untuk anak-anak sekolah, belajar mengenai cara membuat patung pasir dan membuat desain patung," tuturnya.
Menurut Gita, festival tersebut akan bersejarah karena sebagai Sand Sculptures Festival pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
"Sementara bagi WSSA, ini kali pertama bagi mereka untuk membuat patung pasir dengan tema Indonesia," katanya.
Penasaran melihat Candi Prambanan, Taj Mahal, Rumah Gadang, sampai Pyramid yang terbuat dari pasir? Datang saja ke Sentul City pada tanggal 18 Desember 2011. Namun, Anda perlu merogoh kocek Rp 50.000 di hari biasa untuk tiket masuk. Sedangkan di hari libur, tiket masuk diberi harga Rp 75.000.
                     Sumber: travel.kompas.com/read/2011/.../Yuk.Lihat.Rumah.Gadang.dari.Pasir



Puluhan Patung Pasir Hadir di Sentul


warta kota/soewidia henaldi 
http://www.wartakotalive.com/2010/lib/ico_note.gifDibaca : 322 kali | Komentar: 0
Bogor, Warta Kota
Sebanyak 22 pematung pasir dari 11 negara akan tampil dalam pameran patung yang digelar di Taman Budaya, Perumahan Sentul City, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Pemeran dengan nama 'Sand Sculptures Festival 'ini akan digelar mulai tanggal 18-28 Desember mendatang.
Puluhan pematung dari manca negara saat ini sedang mempersiapkan karya seninya dalam berbagai bentuk dan ukuran. Patung pasir yang akan dipamerkan diantaranya sejumlah replika yang ada di Indonesia, seperti Candi Borobudur, rumah tradisional, dan tanaman khas yang ada di Indonesia.
Selain itu, juga akan ditampilkan replika bangunan yang mashur di seantero dunia seperti patung Liberty, bangunan Taj Mahal di India, dan patung Yesus Kristus yang berada di Rio De Janeiro, Brazil. Pameran patung pasir ini merupakan festival patung pasir pertama dan terbesar yang ada di Indonesia.
Festival yang yang bertemakan “Wonders of Indonesia and Wonders of World” ini merupakan hasil kerjasama antara Winmark Mendawai Indonesia, World Sand Sculpting Academy (WSSA), serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dan Sentul City.
"Festival patung pasir ini bukan hanya terbesar di Indonesia, tapi juga festival pasir terbesar di kawasan Asia Tenggara," ujar Direktur Winmark Mendawai Indonesia, Gita Wibowo kepada wartawan disela-sela proses pembuatan patung pasir, Sabtu (3/12) di lokasi acara, Taman Budaya Sentul City, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Gita mengatakan, festival ini akan menampilkan sekitar lebih 42 replika dari bangunan-bangunan dan anatomi berbahan pasir. Karya-karya berupa arsitektur megah yang terkenal di berbagai belahan dunia, mulai dari Candi Prambanan, Candi Borobudur, Rumah Padang, Patung Liberty, Taj Mahal, dan sebagainya bisa disaksikan di festival ini.
“Semua pasirnya didatangkan dari Daerah Cilegon, Banten,” kataya. Gita melanjutkan, ke-22 pematung pasir berasal dari Amerika, Inggris, Ukraina, Belanda, Itali, Mexico, Spanyol, Belgia, Republik Chec, Singapura dan Jepang.
Mereka akan mengolah sebanyak 2.400 ton pasir yang telah disediakan beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) World Scupting Sand Academy (WSSA), Marcel Elsjan of Wipper, mengaku sangat senang mendapat tawaran kerjasama dari Winmark Mendawai Indonesia.
Menurutnya, Indonesia bisa menjadi peluang untuk memperkenalkan seni ukir pasir. "Begitu mendapat tawaran mengadakan festival di Indonesia, saya langsung melakukan survei kesini," katanya.
Salah satu pematung, Helena mengaku cukup senang bisa terlibat dalam festival ini. Seniman asal Belanda itu mengatakan, dalam festival ini dia mendapat tugas membuat bangunan Rumah Gadang dengan ukuran sekitar 4 X 3 meter.
"Kira-kira akan butuh waktu sembilan hari untuk menyelesaikan pekerjaan ini," ujar Helena sambil menunjukkan hasil karyanya yang masih dalam proses pembuatan.
Benjamin Probanza, seniman pasir asal Meksiko mengaku senang bisa terlibat dalam festival ini. Benjamin yang mendapat tugas membuat replika Candi Prambanan mengaku kagum dengan arsitektur bangunan candi yang sangat detail itu.
“Di negara saya juga terdapat candi suku maya, namun begitu melihat foto candi Prambanan, saya sempat kaget, karena bentuknya begitu detail di ukiran yang ada di setiap sudutnya," ujar Benjamin.
Untuk masyarakat yang berminat untuk melihat pameran patung pasir ini, panitia mematok harga tiket masuk Rp 50.000 untuk hari biasa dan Rp 75.000 untuk akhir pekan. "Kami punya harga khusus bagi pelajar yang akan melakukan studi wisata kesini," kata Gita.(Soewidia Henaldi)



Analisis :
  1. EYD :
-          Koran Kompas : Tidak ditemukan kesalahan penulisan dari segi penulisan EYD.
-          Koran Wartakota, ditemukan kesalahan pada kalimat :
·         Pemeran dengan nama 'Sand Sculptures Festival 'ini akan digelar mulai tanggal 18-28 Desember mendatang.
      Pada kata ( Pemeran ) , salah ketik seharusnya ( Pameran )

  1. Kosakata :
-          Koran Kompas :
·         Terdapat kalimat = WSSA merupakan organisasi dunia yang berbasis di Belanda yang biasa menyelenggarakan ajang-ajang sand sculpture di dunia.
Kata  ( ajang-ajang ) tidak baku digunakan dikalimat ini, seharusnya (festival).
·         Terdapat kalimat = Datang saja ke Sentul City pada tanggal 18 Desember 2011. Namun, Anda perlu merogoh kocek Rp 50.000 di hari biasa untuk tiket masuk.
Kalimat merogoh kocek tidak cocok digunakan, seharusnya Anda perlu mengeluarkan uang Rp 50.000
-          Koran Wartakota :
·         Terdapat kalimat = Selain itu, juga akan ditampilkan replika bangunan yang mashur di seantero dunia.
Kata ( mashur ) tidak baku digunakan, seharusnya ( terkenal ).
Kata ( seantero ) tidak baku digunakan, seharusnya ( seluruh ).
·         Terdapat kalimat = panitia mematok harga tiket masuk Rp 50.000
Kata ( mematok ) tidak baku digunakan, seharusnya ( membuka )

  1. Kalimat logis dan mudah dipahami
-          Koran Kompas : Ya, mudah dipahami dan logis. Namun masih juga menggunakan kata-kata berlebihan.
-          Koran Wartakota : Mudah dipahami namun masih menggunakan kata-kata yang dilebih-lebihkan (hiperbola).

  1. Kesimpulan :
Dari kedua koran yakni koran Kompas dan koran Wartakota, masing-masing mempunyai kekurangannya masing-masing. Namun dari segi EYD, kosakata, maupun kelogisan dan mudah dipahaminya, lebih banyak kesalahan yang ditemukan pada koran Wartakota.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar