Tulisan 4 Akutansi Internasional (Ini Kelemahan Perekonomian Indonesia Versi Kadin)


Ini Kelemahan Perekonomian Indonesia Versi Kadin

Penulis : Didik Purwanto | Rabu, 6 Maret 2013 | 14:40 WIB 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan perekonomian Indonesia ke depan sebenarnya sangat menjanjikan bagi investor baik domestik maupun asing. Namun Kadin melihat masih ada kelemahan perekonomian yang perlu dibenahi.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novian Bakrie mengatakan, perekonomian Indonesia yang menjanjikan tersebut dibuktikan dengan investasi yang masuk, tingkat konsumsi masyarakat yang berkembang dan dunia usaha yang bergairah.
"Tapi masih ada beberapa kelemahan struktur ekonomi Indonesia yang perlu dibenahi kini," kata Anindya di Menara Kadin Jakarta, Rabu (6/3/2013).
Anindya melihat kelemahan ekonomi Indonesia itu di defisit neraca perdagangan. Saat ini akibat impor yang lebih besar dari ekspor maka hal tersebut membuat neraca perdagangan Indonesia makin defisit. Apalagi impor yang terbesar dari minyak dan gas (migas).
Di sisi lain, Anindya juga menyoroti subsidi bahan bakar minyak (BBM) kepada masyarakat yang sebenarnya malah tidak tepat sasaran. Saat ini subsidi anggaran BBM malah dinikmati oleh orang kaya.
"Imbasnya, defisit dan tekanan impor migas yang tinggi itu menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah," tambahnya.
Imbasnya lagi, anggaran yang sebenarnya untuk infrastruktur malah terabaikan. Anindya menilai dalam beberapa bulan terakhir ini tidak ada perbaikan kebijakan pemerintah sehingga permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah tidak bisa diselesaikan.
"Akibat struktur fiskal yang lemah seperti ini dan telah mengalami defisit, maka pengeluaran untuk kebutuhan infrastruktur menjadi tidak maksimal," tambahnya.
Padahal investor asing saat berniat berinvestasi di Indonesia tentu akan melihat birokrasi hingga sisi infrastrukturnya. Jika tidak bagus, maka investor asing tersebut akan hengkang dari Indonesia. 


Opini :
Dari artikel tersebut, memang fakta yang terjadi saat ini impor melebihi batas dibandingkan untuk ekspornya. Yang tentunya akan terjadi defisit di neraca perdagangan Indonesia. Untuk mengatasi itu, tentunya pemerintah Indonesia lebih dapat mengontrol dengan mengurangi volume impor khususnya untuk migas agar dapat terkendali dengan bijaksana. Indonesia mempunyai tenaga-tenaga ahli yang dapat diperkerjakan untuk mengatasi masalah tersebut. Indonesia kaya akan sumber daya alam yang melimpah, seharusnya bukan orang asing yang mengolah kekayaan tersebut namun orang-orang pribumi yang sebenernya dapat dilakukan.
Untuk subsidi BBM, kembali lagi untuk sistem pengendalian yang baik dengan mempertegas peraturan siapa saja yang layak untuk menerima subsidi. Kebijakan dan peraturan yang diatur dengan hukum yang tegas, dapat terkontrol dan tidak akan terjadi kecurangan. Subsidi tersebut pastinya akan diterima pada masyarakat yang memang pantas untuk diberikan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS